Rabu, 25 April 2018

Pangkal

PANGKAL

Taasub pangkal sombong, dan sombong pangkal bodoh. Adapun bodoh, sebenarnya bukan karena tak punya pengetahuan, tapi karena menolak kebenaran. Jadi, menolak kebenaran dalam keadaan mengetahui bahwa itu sebuah kebenaran adalah kebodohan.

Pernah ada suatu sikon dimana penyeru kebenaran itu sangat sempurna dari segala sisi: nasab, akhlak, amanah, menjaga kehormatan, dan sebagainya tanpa cela. Akan tetapi masih ada orang yang menolak.

Suatu ketika, seorang Lelaki yang dikenal tak pernah menipu ini pergi masuk gua untuk merenung... Beberapa hari setelah keluar dari gua, dia memanggil dan mengumpulkan orang², lalu bertanya:

“Apakah kalian mengenalku?”

“Ya”, jawab mereka serempak.

Lelaki itu bertanya lagi, “Pernahkah aku berbohong, mengkhianati amanah?”.

Mereka menjawab, “Tidak, kaulah yang paling tepercaya diantara kami, dan sebaik² lelaki diantara kami”.

Kemudian, Lelaki itu berkata:

“Ucapkanlah LĀ ILĀHA ILLALLĀH”.

Sejurus kemudian ‘Amr bin Hisyam berkata dengan lantang, “Kau Pendusta‼”. ‘Amr bin Hisyam adalah bangsawan terkemuka pada waktu itu, ia dijuluki Abu Al-Hakam, yang berarti Orang yang memiliki hikmah kebijaksanaan.

Bisa dibayangkan, seorang yang tak pernah menipu seumur hidup dari kecil sampai dewasa, tiba² ketika dia menyeru mengucapkan “Lā ilāha illallāh”, dia dibantah oleh orang yang dipanggil Abul-Hakam, yang sepatutnya menjadi orang yang kali pertama membenarkan kalimat tauhid ini karena dialah yang paling bijak di kalangan kaumnya. Tapi ternyata dialah yang justru paling kuat menentang.

Apakah seruan ini batil? Apakah seruan ini salah? Apakah seruan ini dibawakan oleh Lelaki yang memiliki cacat dan cela? Tidak, sebab tiada alasan untuk menolak❗Lantas kenapa menolak kebenaran yang tiada salahnya?
Karena taasub pangkal sombong, dan sombong pangkal kebodohan.

Oleh karena itu, Abul-Hakam yg dikenal sebagai orang yang memiliki hikmah kebijaksanaan, mendapat gelar Abu Jahal karena menolak kebenaran dengan kebodohan; karena menolak kebenaran yg dibawakan oleh Lelaki Al-Amin, yang tak pernah berbohong, dengan perangai bodoh walaupun kebenaran jelas di depannya.

[interval]

Ada jamaah dakwah yang mengemban misi Lelaki Al-Amin tsb, yakni menyeru kepada persatuan Islam dalam bingkai khilafah, meletakkan hukum Allah diatas segala hukum. Jamaah tersebut tak mewakili dan/ diwakili siapapun, hanya ingin melanjutkan kembali kehidupan Islam demi meninggikan kalimat Allah setinggi²nya, sehingga umat manusia terbebas dari penghambaan sesamanya.

Kalaupun ada kekurangan dalam jamaah tersebut, mari disempurnakan. Bukan ditentang dan ditolak, bahkan disebut neo-Khawarij, dituduh memecah belah umat dan bangsa, dan segenap tudingan lainnya. Ketahuilah, tuduhan dan tudingan tsb tak mampu menutupi cahaya kebenaran yang diserukannya.

Jikalau bergabung tidak bisa, mari berjuang bersama. Jikalau berjuang bersama tak kuasa, mari mendukung perjuangan tersebut. Jikalau mendukung pun tak mampu, mari diam dan jangan menggembosi perjuangan yang ending-nya telah dijanjikan Allah.

Jikalau Abul-Hakam berganti gelar menjadi Abu Jahal karena mengetahui kebenaran tapi menolaknya, lalu bagaimana dengan mereka yang bergelar Aswaja dan Sunnah tapi menentang perjuangan menegakkan Khilafah dan menerapkan Syariah ini❓

Salam Pembebasan,
Aburrayah Ahmad Alfan Al-Maduri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar